Senin, 09 Mei 2011

Nasehat bagi para muslimah tentang cadar (hijab)

Waspada Zina

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

Segala Puja serta puji hanya milik Alloh Rabb semesta alam, yang menurunkan Al-Qur’an yang mulia sebagai Hujjah (petunjuk) dan peringatan bagi seluruh makhluk dari kalangan jin dan manusia, semoga shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu’Alaihi wa Sallam sebagai utusan Alloh dan manusia sempurna rohani dan akalnya, tinggi kedudukannya, mulia budi pekerti dan akhlaknya sehingga ucapan dan tindakan beliau menjadi panutan dan suri tauladan.

“ Sesungguhnya sebenar-benar ucapan adalah Kitabulloh, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu’ Alaihi wa Sallam, seburuk-buruk perkara adalah “ Muhdatsaat “ (Hal baru dalam agama yang diadakan tanpa ada petunjuk sebelumnya dari Alloh atau Nabi), dan setiap “ Muhdatsaat “ adalah Bid’ah, setiap Bid’ah adalah kesesatan sedang setiap kesesatan berakhir ke Naar (Neraka) “. (Shohih, Muslih III: 11). Amma Ba’du.

Pada kesempatan ini kami akan membahas persoalan yang perlu diperhatikan oleh kaum muslimin yakni :

A. Nasehat untuk setiap Ayah

B. Nasehat untuk kaum muslimin yakni tentang zina

C. Nasehat bagi para muslimah tentang cadar (hijab)

Selamat menyimak pembahasan yang akan kami sajikan bagi anda semoga bermanfaat

A. Nasehat untuk setiap ayah, sesungguhnya Alloh telah mengamanahkan kepadamu putra-putrimu. Dia telah mempercayakan kepadamu pendidikan dan pengasuhan mereka. Engkau adalah kunci penentu kebahagiaan atau kesengsaraan mereka. Alloh Azza wa Jalla telah menitipkannya kepadamu dalam keadaan fitrah, sebagaimana Rasululloh Muhammad Ibnu Abdillah bersabda: “Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), (HR. Bukhari). Dalam rangka melaksanakan kewajiban nasihat terhadap sesame muslim kami haturkan kepada anda beberapa butir nasihat berikut :

1. Didiklah anak-anak anda untuk melaksanakan shalat yang lima waktu ketika usia mereka menginjak 7 tahun, sebab sholat adalah tiang agama.

2. Ajarkanlah kepada mereka hokum-hukum Islam dan adab-adabnya.

3. khusus untuk anak-anak putri, biasakanlah kepada mereka berbusana muslimah yaitu busana yang menutupi tubuh mereka termasuk wajah/muka (cadar) dan kedua telapak tangan. Ini adalah pakaian yang merupakan cirri khas seorang muslimah dan perintah Alloh Azza wa Jalla kepada setiap muslimah. Sebagaimana firman Alloh dalam (QS. Al-Ahzab (33) : 59).

Adapun syarat-syarat busana muslimah tersebut ialah; (1) menutupi selauruh tubuh termasuk wajah/muka (cadar) dan telapak tangan, (2) bukan berfunsgi sebagai perhiasan, (3) kainnya harus tebal (tidak tipis), (4) harus longgar (tidak ketat) sehingga tidak menggambarkan sesuatu bagian (lekukan) dari tubuhnya, (5) tidak diberi wewangian atau parfum, (6) tidak menyerupai pakaian laki-laki, (7) tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir.

4. Wahai para ayah …. Perhatikanlah teman-teman bergaul mereka dan jangan sampai mereka bersahabat kecuali dengan teman-teman yang sholih. Khusus untuk anak-anak putri janganlah mereka sampai berteman kecuali dengan teman-teman putri-putri yang sholihah.

Sungguh tidak sedikit kita lihat ditengah-tengah kita anak-anak dari keluarga yang baik-baik namun akhirnya menjadi rusak karena salah pergaulan. Waspadailah wahai para ayah, jangan sampai putri-putri pacaran karena pacaran itu sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Ia adalah budaya barat yang telah merusak ketengah-tengah umat Islam. Rasululloh Shalallahu’ Alaihi wa Sallam bersabda : Barangsiapa yang beriman pada Alloh dan hari akhir maka janganlah sekali-kali berduaan (kholwat) dengan wanita tanpa disertai mahramnya karena sesungguhnya syaithan adalah pihak ketiganya”. (HR. Ahmad).

Beliau juga bersabda : “ Jangan sampai seseorang diantara kalian berduaan dengan wanita kecuali dengan mahramnya “. ( HR. Bukhari dan Muslim). Sesungguhnya Islam sangat memuliakan wanita. Islam menganggap wanita adalah kehormatan yang harus dipelihara dan makhluk lemah yang wajib dilindungi. Islam tidak menghalalkan wanita pergi berduaan dengan laki-laki yang bukan maharamnya karena syaithan menjadi pihak ketiganya. Wahai para ayah …. Jika engaku mencintai putrid-putrimu maka hendaklah engkau memikirkan keselamatan mereka, tidak hanya keselamatan di dunia saja tapi justru yang lebih penting itu adalah keselamatan di akhirat.

Firman Alloh : Hai Orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu menggerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At-Tahrim (66) : 6). Juga Rasululloh bersabda : “Ada dua golongan di antara wanita yang berpakaian namun seperti telanjang, mereka tidak akan masuk syurga dan juga tidak akan mencium baunya, padahal baunya syurga itu dapat dicium dari perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Wahai para ayah……jagalah putri-putrimu yang ia adalah amanat dari Alloh kepadamu, didiklah mereka dengan adab-adab Islam, tanamkanlah pada mereka rasa malu dan ‘iffah (menjaga kesucian) karena rasa malu itu adalah perhiasan termahal bagi wanita, hindarkanlah meeka dari gaul bebas yang merusak, jauhkanlah mereka dari media massa yang akan menebarkan pornografi dan kerendahan akhlak….niscaya kebahagiaan dunia dan akhirat akan selalu menyertaimu dan putra-putrimu.

B. Nasehat untuk kaum muslim yakni tentang zina, zina adalah dosa besar dan perbuatan keji. Pelakunya diancam oleh Alloh Azza wa Jalla dengan hukuman di dunia, alam barzakh dan akhirat. Hukuman di dunia :

1. Jika pelakunya masih bujang, maka ia didera seratus kali dan jika pernah menikah maka ia dirajam (dilempari batu) sampai mati.

2. Dikhawatirkan tercabutnya keimanan. Nabi Shalallahu’ Alahi wa Sallam bersabda : “ Tidaklah beriman orang berzina ketika ia berzina”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Adapun hukuman di alam kubur. Rasululloh pernah di datangi oleh malaikat Jibril dan Mikail, lalu keduanya mengajak pergi. Beliau Shalallahu’ Alaihi wa Sallam bersabda : “ Maka kami mendatangi sebuah tungku besar besar yang atasnya sempit dan bawahnya luas, di dalamnya terdengar suara-suara (teriakan). Maka kami melihat kedalamnya ternyata disitu ada beberapa orang laki-laki dan perempuan yang telanjang. Tiba-tiba datang nyala api dari arah bawah mereka. Jika nyala api terseabut datang maka mereka pun berteriak-teriak (karena panas yang sangat), maka aku bertanya, “Siapakah mereka itu wahai Jibril ? Jibril menjawab “ Mereka adalah para penzina laki-laki dan perempuan, beginilah adzab untuk mereka untuik sampai hari kiamat “. (HR. Bukhari, dalam sebuah hadits yang panjang).

Adapun hukuman di akhirat nanti, dibakar dalam api neraka yang panasnya 70x lipat dari panasnya api dunia. Syariat Islam tidak hanya mengharamkan zina, tetapi mengharamkan apa saja yang mendekatkan sesorang kepada zina, seperti:

1. Keluarnya seorang wanita tanpa menutup seluruh auratnya, dengan pakaian yang terbuka, terkuak, ketat atau tipis. Ini semua diharamkan dan termasuk dosa besar.

2. Memandang wanita yang bukan mahram tanpa keterpaksaan. Juga memandang gambar-gambar wanita di majalah, tabloid, handphone dan tv. Barangsiapa yang meninggalkannya karena Alloh Azza wa Jalla, maka akan diganti dengan manisnya iman yang ia rasakan dalam hatinya.

3. Mendengarkan dan memandang penyanyi, apalagi jika musik dan isinya tentang cumbu rayu, dsb.

4. Pergaulan bebas. Banyak perzinahan terjadi karena ikhtilat dan keakraban di kantor, kampus, sekolah, madrasah, atau di tempat-tempat lain.

5. Khalwat (berduaan) antara seorang laki-laki dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. “ Tidaklah seorang laki-laki berkhalwat dengan wanita yang bukan mahramnya melainkan syaithan sebagai pihak ketiganya “. (HR. Ahmad).

6. Pacaran. Ini merupakan pintu zina yang besar sekali.

Semua itu sudah Alloh Azza wa Jalla haramkan dalam satu ayat, “ Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuata yang keji. Dan suatu jalan yang buruk “. (QS. 17:32). Alloh Azza wa Jalla telah menjelaskan bahwa diantara sifat-sifat orang Mu’min yang beruntung (akan mendapatkatkan kebaikan dunia dan akhirat) adalah seorang yang menjaga kemaluannya dari apa saja yang diharamkan oleh Alloh. (QS. 23: 5-7). Ketahuilah, sesungguhnya Alloh telah mempersiapkan kenikmatan-kenikmatan disisiNya yang jauh lebih baik dan lebih kekal untuk orang-orang yang beriman dan bertawakal kepadaNya serta menjauhi dosa-dosa besar dan fahisyah (zina). (QS. 42: 36-37).

C. Nasehat bagi Para Muslimah tentang Cadar (Hijab), pada kesempatan kali ini kami akan membahas sebuah risalah yang ditulis oleh Al-Allamah Al-Faqih Syaikh Abdullah bin Ibrahim Al-Jarulloh Hafidzhahulloh Ta’ala dengan Kitab beliau Mas’uliyah Al-Mar’ah Al-Muslimah, serta Al-Allamah Syaikh Muhadist Muhammad Nashiruddin Al-Albani Rahimahulloh Ta’ala telah menulis risalah yang berjudul, Hijabul Mar’ah Al-Muslimah fii Al-Kitab wa As-Sunnah. Di dalamnya, beliau membolehkan seseorang wanita membuka wajahnya (tidak memakai cadar) berdasarkan hasil analisa dan pemahamannya sehingga pandangan beliau tentang hijab dan memakai cadar itu agak berlainan (dengan pandangannya para ulama lainnya). Beberapa ulama telah me-radd (membantah) pendapat beliau ini sebagaimana nukilannya telah kami jelaskan diatas. Mereka mengkategorikan bahwa pendapat ulama ini adalah pendapat yang cacat dan bertentangan dengan kebenaran, karena wanita yang tidak menutupi wajahnya dengan kebenaran, bentuk kebid’ahan yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Alloh Azza wa Jalla berfirman : …. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikannlah ia kepada Alloh (Al-Qur’an) dan Rasul (As-Sunnah)……” (QS. An-Nisa’ : 59).

Maksudnya (kembalikanlah) ia kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya. Padahal dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah telah menjelaskan bahwa seorang wanita wajib menutupi mukanya dari pandangan kaum laki-laki asing. Oleh karena itu, kita wajib mengamalkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dan meninggalkan pendapat-pendapat yang bertentangan dengan keduanya, karena pendapat setiap orang itu dapat diambil atau ditolak kecuali pendapatnya Rasululloh Shalallahu’ Alaihi wa Sallam. Di antara para ulama yang telah meng-counter pendapat Al-Allamah Syaikh Muhadist Muhammad Nashiruddin Al-Albani Rahimahulloh Ta’ala (Syaikh Al-Albani) dan orang-orang sependapat dengannya adalah sebagai berikut :

1. Al-Allamah Al-Faqih Syaikh Abdul Aziz Al-Khalaf Hafidzhahulloh Ta’ala dalam Kitab beliau, “ Nazhraatun fii Hijaabil Mar’ah Al-Muslimah “.

2. Al-Allamah Al-Faqih Syaikh Hamuud bin Abdullah At-Tuwaijiri Hafidzhahulloh Ta’ala dalam Kitab beliau, Ash-Shaarimul Masyhuur ‘ala Ahli At-Tabaruj wa As-Sufur “.

3. Al-Allamah Al-Faqih Syaikh Wahaby Sulaiman Ghawijy Al-Bany Hafidzhahulloh Ta’ala dalam Kitab beliau, Al-Mar’ah Al-Muslimah “.

4. Al-Allamah Al-Faqih Syaikh Muhammad bin Ali Ash-Shabuni Hafidzhahulloh Ta’ala dalam Kitab beliau, “ Tafsir Ayati Al-Ahkam, Juz. 2 hal. 171 dan 382 “.

5. Al-Allamah Al-Faqih Syaikh DR. Muhammad Hasan Al-Buwaihy Hafidzhahulloh Ta’ala dalam Kitab beliau, Ahammu Qadhayaa Al-Mar’ah Al-Muslimah. Hal.32 “.

6. Guru kami Al-Allamah Al-Faqih Syaikh Prof. DR. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan Hafidzhahulloh Ta’ala (Anggota Al-Lajnah ad-Da’imah Lil Buhuts’ Al-Ilmiah wa Al-‘Ifta dan Ha’iah Kibarul Ulama) dalam Kitab beliau, “ Al-I’lam Binaqdi Kitab Al-Halaal Wa Al-Haraam, Hal.52 “. Semoga saja kesalahan pendapat (Fatwa) Syaikh Al-Albani tentang masalah Hijab (Cadar) dapat diampuni dosa-dosanya serta di masukkan beliau kedalam Syurga serta kekal didalamnya. Amien Yaa Mujibas Saliem.

Nasehat kami bagi para wanita Muslimah yakni:

1). Fitnah terbesar wanita ialah Muka/wajah maka Wajib kenakan Cadar untuk terhindar dari pandangan Laki-laki Ajnabi (Asing) yang bukan Mahromnya. (Fatwa Al-Allamah Al-Imam Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Allu’ Asy-Syaikh dalam Kitab Fatawa wa Rasa’il Hal. 2/153 serta Fatwa Lajnah Daimah lil’ Buhuts Wa ‘Ifta Kerajaan Saudi Arabia).

2). Fitnah kedua ialah tubuh/badan maka kenakanlah Jilbab yang Syar’i (longgar/lebar) untuk menutup aurat.

3). Fitnah ketiga ialah pakaian itu mestilah menutup aurat.

4). Fitnah keempat ialah pakaian itu tiada terlalu tipis sehingga tampak terbayang-bayang tubuh badan dari luar.

5). Fitnah kelima ialah pakaian itu tiada ketat atau sempit, tetapi longgar dipakai. Akan tetapi pakaian harus tertutup bentuk tubuh yang mengiurkan nafsu laki-laki asing.

6). Fitnah keenam ialah harusnya warna pakaian itu suram atau gelap, seperti warna hitam atau kelabu, sehingga tiada bernafsu lelaki melihatnya. (ini terutama pakaian luar, seperti jilbab). Menurut Al-Imam Ibnu Katsir didalam Tafsirnya pakaian wanita ketika pada zaman Nabi Muhammad Shalallahu’Alaihi wa Sallam, ketika mereka keluar rumah, berwarna hitam.

7). Fitnah ketujuh ialah pakaian wanita itu tidak boleh dipakai minyak wangi (parfum) sebab dapat menimbulkan syahwat karena Rasululloh bersabda: “ Wanita manasaja yang memakai parfum yang melewati sekumpulan laki-laki asing, kemudian laki-laki itu mencium wanginya, maka wanita tersebut ialah wanita yang sudah berzinah/tunasusila (PSK) ". (HR. Muslim, Thabraniy, Bayhaqiy dengan Sanad yang Shahih).

8). Fitnah kedelapan ialah pakaian tersebut jangan bertashabbuh (mengikuti) pakaian lelaki, yakni tiada meniru-niru atau menyerupai pakaian lelaki.

9). Fitnah kesembilan ialah pakaian wanita tidak boleh bertashabbuh dengan pakaian perempuan kafir dan musyrik.

10). Fitnah yang terakhir ialah pakaian wanita tersebut bukanlah Libasuh ‘shuhrah, yakni pakaian ketenaran atau pakaian untuk bermegah-megah, atau untuk berbangga-bangga atau berhias-hias ataupun bermolek-molek.

Sekian, Semoga Risalah ini dapat bermanfaat bagi umat Islam, Barokallohu’ Fiik, Wallohu’ ta’ala A’lam bish Showab. Subhanakallohumma’ Wabihamdiika, Waashadu’alla illahailla ‘anta Astaqfiruka Wa’atubuhu’ ilaa’ika.

Salam Taqdim, Rawamangun, Jakarta Timur, 04 November 2006

Dibuat Oleh saudaramu yang mendo’akan kebaikan untukmu,

Abu Hanifah Muhammad Faishal AlBantani al-Jawy bin Shalih Abu Ramadhan

Muraja’ah: Al-Akh Muhammad Lukman As-Sundawy, SH, I dan Abu Faqih Abdul Wahab At-Teghaly

Maraji’ (Catetan kaki) dan Perlu untuk dibaca dan dipelajari:

1. Al-Qur’an dan Terjemah dari DEPAG RI.

2. Kutaib Beberapa Kesalahan Umum, Team Penulis eLDaSI (Lembaga Dakwah Sunniyyah Indonesia), Jakarta.

3. Kartu Dakwah tentang Jauhi Zina, Penulis eLDaSI (Lembaga Dakwah Sunniyyah Indonesia), Jakarta.

4. Buku Menjadi Mutiara Terindah, Karya: Allamah Al-Faqih Syaikh Abdullah bin Ibrahim Al-Jarulloh Hafidzhahulloh Ta’ala, Terbitan: Pustaka arafah, Solo.

5. Kitab Al-Fatawa al-Jami’ah Lil Mar’ah al-Muslimah, Asy-Syaikh Amin bin Yahya al-Wazan Penerbit: Darul Qashim, Riyadh, Saudi Arabia.

6. Fatwa Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Allu’ Asy-Syaikh dalam Kitab Fatawa wa Rasa’il.

7. Kitab Al-Muntaqa min fatawa Asy-Syaikh Al-Fauzan.

8. Kitab Ad-Da’wah, Al-Imam Asy-Syaikh Ibnu Baaz.

9. Kitab al-Bahru ‘I-Madhi, Juz.8 hal. 208.

10. Kitab al-‘Umm, Al-Imam Asy-Syafi’i.

11. Kitab Ghara’ ibu’l-Qur’an, Al-Allamah Al-Faqih Asy-Syaikh an-Naysaburiyy.

12. Kitab Fathul Bari’ Syarah Shahih Bukhari, Al-Imam al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalaniyy Asy-Syafi’i.

13. Kitab Fatawa an Nadzhar Wal Khalwah Wal Ikhtilath, Al-Imam Asy-Syaikh Ibnu Baaz, Al-Imam Asy-Syaikh Ibnu Al-‘Utsaimin, Al-Imam Asy-Syaikh Ibnu Jibrin.

14. Kitab Zinatul Mar’ah, Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz al-Musnid.

15. Kitab Jilbabul Mar’ah al-Muslimah, Al-Imam Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani.

16. Kitab Bid’ah wal Khurafaah An-Nisaa’, Asy-Syaikh Majdi As-Sayyid Ibrahim.

17. Kitab Mukhalafat Taqa’u Fiha an-Nisaa’, Asy-Syaikh DR. Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin.

18. Kitab Syarah al-Arba’un al-Uswah min al-Ahadist al-Wandah fi an-Niswah, Asy-Syaikh Mansyur bin Hasan al-Abdullah.

19. Kitab Al-Hijab, Wan Muhammad bin Wan Muhammad ‘Ali, Penerbit: Percetakan Watan, Kuala Lumpur, Malaysia, dll.

Buku dan Kitab yang patut anda miliki pula yakni:

A. Kitab Al-Fatawa al-Jami’ah Lil Mar’ah Al-Muslimah, Al-Allamah Al-Faqih Syaikh Amin bin Yahya al-Wazan, Darul Qashim, Riyadh

B. Buku Ensiklopedi Wanita Muslimah, Haya binti Mubarok al-Barik, Penerbit: Darul Falah.

C. Buku Saudariku apa yang menghalangimu untuk berhijab?, Asy-Syaikh Abdul Hamid al-Hilaly, Penerbit: Darul Falah.

D. Buku Menjadi Mutiara terindah, Asy-Syaikh Abdulloh bin Ibrahim al-Jarullah, Penerbit: Pustaka Arafah.

E. Buku Wanita Muslimah inilah Surgamu, Asy-Syaikh Abdulloh bin Ibrahim al-Jarullah, Penerbit: Pustaka At-Tazkia.

F. Kitab Audatul Hijab, Al-Allamah Al-Faqih Syaikh DR. Muhammad ibnu Ahmad ibnu Ismail Al-Muqaddam.

G. Buku Jagalah Dirimu dan Keluargamu dari Api Neraka, Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, Penerbit: Cahaya Tauhid Press.

H. Buku Penyimpangan Kaum Wanita, Asy-Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin, Terbitan: Darul Haq.

I. Buku Istri yang Ideal, Khaulah binti Abdul Kadir Darwis, Terbitan: Darul Falah.

J. Buku 7 Kunci Keluarga Sakinah, Asy-Syaikh Shaleh bin Ibrahim Syaibani, Terbitan: Darul Falah.

K. Buku Tugas Wanita dalam Islam, Abu Bakar Al-Asy’ari, Terbitan: Media Dakwah.

L. Buku Ketika Kehormatan Dicampakkan, Asy-Syaikh Faishal bin Sa’id Az-Zahrani, Terbitan: Pustaka At-Tibyan.

M. Kitab Tsalatsuna Darsan Lish-Shaiimat, Asy-Syaikh Husain bin Ali Abu Anas, Darul Auqaf Lits-Tsaqafah, Riyadh, KSA, Cetakan Kedua, Tahun. 1415Hijriah.

N. Buku Akibat Salah Pergaulan, Asy-Syaikh Abdul Qadir bin Muhammad bin Hasan Abu Thalib, Terbitan: Pustaka At-Tibyan.

O. Buku Bila Hati Dimabuk Cinta, Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, Terbitan: Pustaka At-Tibyan.

sumber : http://ainuamri.blogsome.com/2009/09/30/nasehat-bagi-para-muslimah-tentang-cadar-hijab/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar